Elang Gumilang "Sang Wirausahawan Muda" ( Part 4 )
Setelah beberapa artikel yang menyebutkan tentang perjalanan Wirausahawan
muda kali ini saya akan menjelaskan tentang Elang gumilang pada segi bisnis
properti yang sederhana tetapi sanggat rendah hati, silahkan baca pada artikel
kali ini.
Elang Gumilang Pebisnis Muda Pelopor Bisnis Properti
Sederhana
Suatu bisnis
tidaklah dibuat dengan kerja keras seadanya, tetapi bisnis yang bagus dibangu
oleh pondasi yang kuat agar tidak mudah goyang oleh suatu masalah, seperti Elang
Gumilang adalah sosok yang sangat populer dalam dunia bisnis property. Terlahir di keluarga yang berkecukupan tak membuat Elang
menjadi pribadi yang senang bermanja-manja pada orang tua. Sejak kecil ia sudah
bercita-cita untuk menjadi pribadi yang mandiri. Jiwa usahanya mulai terasah
saat ia masih duduk di bangku SMA. Kala itu Elang memiliki target untuk
mengumpulkan uang sejumlah 10 juta rupiah untuk membiayai kuliahnya. Bukan
karena orang tuanya tak mampu dan tak mau membiayai kuliahnya, namun hal itu
semata-mata ia lakukan untuk menunjukkan rasa mandiri dan tanggung jawab
sebagai seorang anak.
Untuk
mencapai target jangka pendeknya, Elang menjajakan kue donat di sekolah dasar
kawasan Bogor tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ketika bisnis kecil-kecilannya
diketahui oleh sang orang tua, Elang pun diminta berhenti untuk berjualan agar
lebih berkonsentrasi dalam menghadapi UN.
Semangat dan Jiwa Bisnis di Bangku Kuliah
Setelah
berhenti berjualan kue donat, Elang tak lantas kehabisan ide untuk mendapatkan
uang. Ia lalu mengikuti beberapa perlombaan seperti Java Economic Competition
tingkat pulau Jawa dan Kompetisi Ekonomi yang diadakan oleh Universitas
Indonesia. Setelah berhasil memenangkan perlombaan tersebut, Elang pun berhasil
mengumpulkan uang untuk membiayai sendiri kuliahnya. Ia berhasil meraih
prestasi yang memuaskan dan masuk ke Institut Pertanian Bogor jurusan ekonomi
tanpa melalui tahapan tes.
Di bangku
kuliah, Elang kembali mengasah jiwa dan minat bisnisnya dengan membuka bisnis
sepatu. Dengan modal sebesar 1 juta rupiah, Elang kemudian mengambil pasokan
sepatu dari salah satu supplier terpercaya dan mulai menjualnya di lingkungan
kampus. Bisnis tersebut ternyata tak berjalan mulus setelah 3 tahun ditekuni,
karena supplier sepatu tersebut menurunkan kualitas sepatu buatannya dengan
alasan penghematan modal produksi.
Elang tak lantas patah semangat.
Suatu kali ia tertegun melihat lampu-lampu yang redup dan nyaris mati di
kawasan kampusnya. Ia pun menemukan ide cemerlang untuk memulai bisnis
pengadaan lampu. Elang lantas berusaha menjalin kerjasama dengan mengirimkan
proposal permohonan pada salah satu perusahaan lampu terbesar di Indonesia.
Gayung bersambut, akhirnya perusahaan tersebut menyetujui kerjasama yang ditawarkan
Elang.
No comments :
Post a Comment