Tuesday, December 20, 2016

Elang Gumilang "Sang Wirausahawan Muda" ( Part 4 )

  No comments

Setelah beberapa artikel yang menyebutkan tentang perjalanan Wirausahawan muda kali ini saya akan menjelaskan tentang Elang gumilang pada segi bisnis properti yang sederhana tetapi sanggat rendah hati, silahkan baca pada artikel kali ini.



Elang Gumilang Pebisnis Muda Pelopor Bisnis Properti Sederhana

Suatu bisnis tidaklah dibuat dengan kerja keras seadanya, tetapi bisnis yang bagus dibangu oleh pondasi yang kuat agar tidak mudah goyang oleh suatu masalah, seperti Elang Gumilang adalah sosok yang sangat populer dalam dunia bisnis property. Terlahir di keluarga yang berkecukupan tak membuat Elang menjadi pribadi yang senang bermanja-manja pada orang tua. Sejak kecil ia sudah bercita-cita untuk menjadi pribadi yang mandiri. Jiwa usahanya mulai terasah saat ia masih duduk di bangku SMA. Kala itu Elang memiliki target untuk mengumpulkan uang sejumlah 10 juta rupiah untuk membiayai kuliahnya. Bukan karena orang tuanya tak mampu dan tak mau membiayai kuliahnya, namun hal itu semata-mata ia lakukan untuk menunjukkan rasa mandiri dan tanggung jawab sebagai seorang anak.

Untuk mencapai target jangka pendeknya, Elang menjajakan kue donat di sekolah dasar kawasan Bogor tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ketika bisnis kecil-kecilannya diketahui oleh sang orang tua, Elang pun diminta berhenti untuk berjualan agar lebih berkonsentrasi dalam menghadapi UN.

Semangat dan Jiwa Bisnis di Bangku Kuliah

Setelah berhenti berjualan kue donat, Elang tak lantas kehabisan ide untuk mendapatkan uang. Ia lalu mengikuti beberapa perlombaan seperti Java Economic Competition tingkat pulau Jawa dan Kompetisi Ekonomi yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Setelah berhasil memenangkan perlombaan tersebut, Elang pun berhasil mengumpulkan uang untuk membiayai sendiri kuliahnya. Ia berhasil meraih prestasi yang memuaskan dan masuk ke Institut Pertanian Bogor jurusan ekonomi tanpa melalui tahapan tes.



Di bangku kuliah, Elang kembali mengasah jiwa dan minat bisnisnya dengan membuka bisnis sepatu. Dengan modal sebesar 1 juta rupiah, Elang kemudian mengambil pasokan sepatu dari salah satu supplier terpercaya dan mulai menjualnya di lingkungan kampus. Bisnis tersebut ternyata tak berjalan mulus setelah 3 tahun ditekuni, karena supplier sepatu tersebut menurunkan kualitas sepatu buatannya dengan alasan penghematan modal produksi.

          Elang tak lantas patah semangat. Suatu kali ia tertegun melihat lampu-lampu yang redup dan nyaris mati di kawasan kampusnya. Ia pun menemukan ide cemerlang untuk memulai bisnis pengadaan lampu. Elang lantas berusaha menjalin kerjasama dengan mengirimkan proposal permohonan pada salah satu perusahaan lampu terbesar di Indonesia. Gayung bersambut, akhirnya perusahaan tersebut menyetujui kerjasama yang ditawarkan Elang.



No comments :

Post a Comment