Ki Manteb Soedharsono si “DALANG SETAN”
Ki Manteb Soedharsono si “DALANG SETAN”
Ki Manteb Soedharsono lahir pada
tanggal 32 agustus 1948 dijatimalang, sukaharho, jawa tengah. Ki Manteb
Soedharsono ini adalah dalang wayang terkenal di provinsi Jawa Tengah. Ki Manteb
Soedharsono disebut juga sebagai dalang
setan karena kemampuan menggerkan wayang dengan sangat cepat, berputar putar
dan sangat terampil.
Manteb soedharsono merupakan putra dari
seorang pendalang. Sejak kecil manteb soedarsono selalu mengikuti pertunjukan
ayahnya dimanapun sehingga membuat manteb soedharsono sudah laris mendalang
sejak kecil sehingga soedharsono memutuskan untuk keluar sdari sekolah dan
memutuskan untuk mendalami kariernya.
Tuntutan dan tantangan dari ayahnya
untuk meneruskan garis dalang kondang memacu Ki Manteb muda berjuang keras dan
berlatih Pada usianya 14 tahun, Ki Manteb telah mampu menguasai seluruh
instrumen musik gamelan. beliau pun pernah dikenal sebagai tukang kendang cilik
yang mumpuni dan sering mengiringi pertunjukan wayang yang digelar oleh dalang
sepuh, Ki Warsino dari Baturetno, Wonogiri. Kesempatan itu pun ia manfaatkan
untuk menimba ilmu pedalangan dari Ki Warsino.
Agar beliau memiliki skill yang
lebih , Ki Manteb banyak belajar kepada para dalang senior. Misalnya, beliau belajar
dari dalang legendaris Ki Narto Sabdo yang mahir dalam seni dramatisasi pada
tahun 1972, dan dari Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet (seni
menggerakkan wayang) pada tahun 1974.
Beliau mengembangkan ilmu sabetan dari
film laga yaitu film-film Bruce Lee dan Jacky Chan. Gerakan kungfu itulah yang
memberi saya inspirasi dalam sabetan,” dan untuk mendukung dramatisasi sabet
yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas,
misalnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal.
Pada awalnya hal ini banyak
mengundang kritik dari para dalang senior karena dianggap melenceng. Namun
tidak sedikit pula yang mendukung inovasi tersebut. Ki manteb mendapatkan julukan dalang setan pertama kali pada tahun
1987 oleh menteri pererangan Boedihardjo. Julukan itu bukan karena sang dalanga
berperilaku jahat tetapi sebagai kekaguman boedihardjo terhadap gerakan sabetan
wayang kulit ki manteb.
Ki Manteb dapat memainkan beberapa
wayang sekaligus, dengan gerakan secara cepat dan berputar-putar dalam lakon
peperangan yang luar biasa mencengangkan. Bagi penikmat wayang, gerakan-gerakan
tersebut dianggap luar biasa dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang dalang. Misalnya
dalam ramainya perang, tiba-tiba tokoh yang tadinya terdesak, tiba-tiba
memegang senjata dan ganti memukul lawannya. Menurut Ki Manteb, semua itu bukan
sulap tetapi berkat ketekunan melatih kecepatan gerak tangan dan kemampuan
mengalihkan perhatian penonton.
Kreativitas dan inovasi-inovasi yang
intens dilakukan Ki Manteb mampu membawa pertunjukan wayangnya menjadi
pertunjukan akbar yang ditonton oleh ribuan orang. Popularitas ki manteb yang
sangat luar biasa pada waktu itu membuat mereke produk obat “oskadon”
menjadikan Ki Manteb sebagai brand image untuk mendongkrak omset penjualan
dengan jargon “Oskadon Pancen Oye”. Hasilnya pun sangat fantastis, omset
pemasaran naik hingga lebih dari 400%.
Penontonnya tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, tidak hanya di pulau Jawa namun juga di luar Jawa. Sudah
ribuan pementasan dyang beliau gelar dengan berbagai maksud dan kepentingan,
seperti untuk acara ruwatan, pesta hajatan, kampanye politik ataupun gelaran
pentas seni Tidak didalam negeri
pertujukan juga terjad d mancanegara seperti di Amerika Serikat, Spanyol,
Jerman, Jepang, Suriname, Belanda, Perancis, Belgia, Hongaria dan Austria.
Ketika kesenian wayang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral
and Intangible of Heritage of Humanity, Ki Manteb terpilih mewakili komunitas
dalang indonesia untuk menerima penghargaan tersebut.
Pada Tahun 1995, ia mendapat
penghargaan dari Presiden Soeharto berupa Satya Lencana Kebudayaan. Kemudian
pada tahun 2004, Ki Manteb memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia)
karena kegemilangannya mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat pada
acara Ultah RRI Semarang.Pada 19 Mei 2010, Ki Manteb menerima penghargaan
budaya dari Nikkei Asia Prize, sebuah penghargaan dari penerbitan koran
terbesar di Tokyo, Nihon Keiza Shimbun (Nikkei)..
"Pertunjukan wayang ki manteb "
masa 32 Agustus? mohon untuk di revisi
ReplyDelete