Sunday, December 18, 2016

Ki Manteb Soedharsono si “DALANG SETAN”

  1 comment
Ki Manteb Soedharsono si “DALANG SETAN”

Ki Manteb Soedharsono lahir pada tanggal 32 agustus 1948 dijatimalang, sukaharho, jawa tengah. Ki Manteb Soedharsono ini adalah dalang wayang terkenal di provinsi Jawa Tengah. Ki Manteb Soedharsono disebut juga  sebagai dalang setan karena kemampuan menggerkan wayang dengan sangat cepat, berputar putar dan sangat terampil.
 Manteb soedharsono merupakan putra dari seorang pendalang. Sejak kecil manteb soedarsono selalu mengikuti pertunjukan ayahnya dimanapun sehingga membuat manteb soedharsono sudah laris mendalang sejak kecil sehingga soedharsono memutuskan untuk keluar sdari sekolah dan memutuskan untuk mendalami kariernya.
Tuntutan dan tantangan dari ayahnya untuk meneruskan garis dalang kondang memacu Ki Manteb muda berjuang keras dan berlatih Pada usianya 14 tahun, Ki Manteb telah mampu menguasai seluruh instrumen musik gamelan. beliau pun pernah dikenal sebagai tukang kendang cilik yang mumpuni dan sering mengiringi pertunjukan wayang yang digelar oleh dalang sepuh, Ki Warsino dari Baturetno, Wonogiri. Kesempatan itu pun ia manfaatkan untuk menimba ilmu pedalangan dari Ki Warsino.
Agar beliau memiliki skill yang lebih , Ki Manteb banyak belajar kepada para dalang senior. Misalnya, beliau belajar dari dalang legendaris Ki Narto Sabdo yang mahir dalam seni dramatisasi pada tahun 1972, dan dari Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet (seni menggerakkan wayang) pada tahun 1974.
Beliau mengembangkan ilmu sabetan dari film laga yaitu film-film Bruce Lee dan Jacky Chan. Gerakan kungfu itulah yang memberi saya inspirasi dalam sabetan,” dan untuk mendukung dramatisasi sabet yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas, misalnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal.
Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior karena dianggap melenceng. Namun tidak sedikit pula yang mendukung inovasi tersebut. Ki manteb mendapatkan  julukan dalang setan pertama kali pada tahun 1987 oleh menteri pererangan Boedihardjo. Julukan itu bukan karena sang dalanga berperilaku jahat tetapi sebagai kekaguman boedihardjo terhadap gerakan sabetan wayang kulit ki manteb.
Ki Manteb dapat memainkan beberapa wayang sekaligus, dengan gerakan secara cepat dan berputar-putar dalam lakon peperangan yang luar biasa mencengangkan. Bagi penikmat wayang, gerakan-gerakan tersebut dianggap luar biasa dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang dalang. Misalnya dalam ramainya perang, tiba-tiba tokoh yang tadinya terdesak, tiba-tiba memegang senjata dan ganti memukul lawannya. Menurut Ki Manteb, semua itu bukan sulap tetapi berkat ketekunan melatih kecepatan gerak tangan dan kemampuan mengalihkan perhatian penonton.
Kreativitas dan inovasi-inovasi yang intens dilakukan Ki Manteb mampu membawa pertunjukan wayangnya menjadi pertunjukan akbar yang ditonton oleh ribuan orang. Popularitas ki manteb yang sangat luar biasa pada waktu itu membuat mereke produk obat “oskadon” menjadikan Ki Manteb sebagai brand image untuk mendongkrak omset penjualan dengan jargon “Oskadon Pancen Oye”. Hasilnya pun sangat fantastis, omset pemasaran naik hingga lebih dari 400%.
Penontonnya tersebar di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di pulau Jawa namun juga di luar Jawa. Sudah ribuan pementasan dyang beliau gelar dengan berbagai maksud dan kepentingan, seperti untuk acara ruwatan, pesta hajatan, kampanye politik ataupun gelaran pentas seni  Tidak didalam negeri pertujukan juga terjad d mancanegara seperti di Amerika Serikat, Spanyol, Jerman, Jepang, Suriname, Belanda, Perancis, Belgia, Hongaria dan Austria. Ketika kesenian wayang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible of Heritage of Humanity, Ki Manteb terpilih mewakili komunitas dalang indonesia untuk menerima penghargaan tersebut.
Pada Tahun 1995, ia mendapat penghargaan dari Presiden Soeharto berupa Satya Lencana Kebudayaan. Kemudian pada tahun 2004, Ki Manteb memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) karena kegemilangannya mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat pada acara Ultah RRI Semarang.Pada 19 Mei 2010, Ki Manteb menerima penghargaan budaya dari Nikkei Asia Prize, sebuah penghargaan dari penerbitan koran terbesar di Tokyo, Nihon Keiza Shimbun (Nikkei)..




"Pertunjukan wayang ki manteb "

1 comment :