Tuesday, December 20, 2016

Si Cantik yang Jago Wushu

  2 comments



                Wanita kelahiran Medan 24 September 1991 ini adalah seorang atlet wushu Indonesia yang telah berhasil mencatatkan berbagai prestasi. Lindswell Kwok kerap kali mendapatkan medali ditingkat Nasional maupun Internasional.


                Di ajang nasional nya, Si Cantik Jago Wushu berhasil mendapatkan medali Perak mewakili Sumatra Utara pada PON XVII yang diselenggarakan di Kalimantan Timur 2008 silam. Untuk di tingkat junior, Lindswell berhasil mendapatkan medali perak juga pada tahun 2005, dan berhasil mendapatkan emas di tahun 2006.

"Saya sangat mengidolai Jet Li. Dia itu kan atlet wushu yang berhasil jadi juara dunia lima kali berturut-turut. Sebagai atlet, kami tahu betapa susahnya mempertahankan gelar seperti dia," ujar Lindswell.

                Pada tahun 2006, Si Cantik Jago Wushu ini berhasil meraih perunggu di ajang World Junior Wushu Championship. Setelah itu, pada tahun 2008, Lindswell berhasil mendapatkan medali emas di ajang yang sama tetapi di selenggarakan di Bali Indonesia. dan di tahun selanjutnya 2009, Lindswell berhasil meraih satu-satunya emas untuk Indonesia di ajang World Wushu Championship di Kanda.

                Berikut rangkuman prestasi Lindswell.
-          1 Medali perak, Kejurnas Jakarta 2005
-          1 Medali perunggu Kejurnas Medan Tahun 2006
-          1 Medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior tahun 2006
-          1 Medali emas, Kejurnas Surabaya tahun 2007
Prestasi Lindswell di Kejuaraan Dunia Wushu :
-          1 Medali Emas Taolu Taijiquan (2009)
-          1 Medali Perak Taolu Taijijian (2009)
-          1 Medali Perak Taolu Taijiquan (2011)
-          1.Medali Perunggu Taolu Taijijian (2011)
-          1 Medali Emas Taolu Taijijian (2013)
-          1 Medali Perak Taolu Taijiquan (2013)
-          1 Medali Emas Taolu Taijiquan (2015)
-          1 Medali Emas Taolu Taijijian (2015)


"Setelah pensiun, saya bisa menjadi pelatih supaya ilmu yang saya dapat bisa dibagikan. Entah jadi pelatih atau pengurus, yang penting bagi saya bisa membantu mengembangkan prestasi Indonesia di wushu," pungkasnya.

Wushu bukanlah hal yang asing bagi Si Cantik Jago Wushu ini. Wushu adalah bagian dari keluarganya yang telah mendarah daging. Anak dari pasangan Tjoa Eng Hing dan Nuraini ini awalnya masih harus di paksa untuk mempelajari olahraga Wushu. Akan tetapi, setelah beriringnya waktu akhirnya Si Cantik Jago Wushu ini mulai tertarik dan terus menerus mempelajarinya.

“Ketika ia memutuskan pensiun sebagai atlet nanti, Lindswell mengaku tak lantas meninggalkan olahraga yang sudah membesarkan namanya begitu saja.”


Lindswell adalah ratunya Wushu di nomor Taijiian dan Taijikian. Dengan nomor inilah Si Cantik Jago Wushu ini meraih banyak medali untuk Indonesia. padahal sebenarnya awalnya yang ia kuasai adalah nomor Taiji. Perempuan yang kuliah di Universitas Sumatra Utara ini mengaku sangat mengidolakan sosok jet li yang sangat diidolakannya. Dengan wajah Lindswell yang cantik, sehingga banyk tawaran untuk bermain film. Namun Si Cantik Jago Wushu ini masih ingin fokus ke prestasinya untuk Indonesia.




Petinju berbakat yang terlupakan

  No comments



                Mungkin kebanyakan orang hanya mengetahui Chris John sebagai petinju yang berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia. Padahal  sebelum Chris John terkenal, lebih dahulu ada seorang petinju Indonesia yang cukup sukses dan membesarkan naa Indonesia. dia adalah Ellyas Pical.

                Ellyas pical adalah seorang petinju asal Indonesia yang pertama kali meraih penghargaan Juara Dunia. Petinju yang lahir di Ullath, Sapura, Maluku Tengah, Maluku, 24 Maret 1960 ini bercerita bahwa ia mulai mencintai olahraga tinju saat melihat petinju Muhammad Ali di TVRI. Elly mengalami sedikit gangguan pendengaran dikarenakan pekerjaannya pada masa kecil adalah pencari mutiara kerang alami. Akibat dari seringnya Elly menyelam mengakibatkan pendengerannya agak kurang peka.
“Di tahun 1985 Pical berhasil memukul KO juara IBF Super Terbang asal Korea, Ju-Do Chun”

                Petinju yang terlupakan ini berlatih tinju sebenarnya tidak disetujui oleh orang tuanya. Oleh karena itu Elly berlatih dengan cara sembunyi-sembunyi. Berlatih sejak usia 13 tahun menjadikan Elly cukup berpengalaman dalam olahraga tinju. Berawal dari juara tingkat Kabupaten hingga Kejuaraan Piala Presiden, akhirnya Petinju yang terlupakan ini bisa menjalankan karir profesionalnya pada tahun 1983 di kelas bantam junior. Setelah itu berturut-turut Elly meraih juara Dunia. Berikut adalah prestasi yang diraih Elly.


-          Juara OPBF 19 Mei 1984 di Korea Selatan
-          Juara IBF kelas bantam junior 3 Mei 1985 di Jakarta
-          Berhasil mempertahankan gelar melawan petinju Australia 25 Agustus 1985
-          Menang melawan petinju asal Republik Dominika dengan KO pada tanggal 5 Juli 1986
-          Mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan
-          Kembali merebut gelar IBF dari juara bertahan asal Korea Selatan




Petinju yang terlupakan ini memiliki pukulan hook dan uppercut tangan kirinya yang sangat cepat serta keras. Bahkan pukulan tersebut dijuluki sebagai “The Exocet”. Yaitu nama sebuah rudal yang digunakan Argentina saat Perang Malvinas pada masa jaya Elly saat itu.



"Pokoknya jika kena tangan kidalnya, kemungkinan besar akan roboh lawannya !"


Setelah kekalahannya dari Polo Perez asal Kolombia, Pical akhirnya mulai meninggalkan ring tinju. Pical kemudian bekerja menjadi seorang petugas keamanan di sebuah diskotik di Jakarta. Pada tahun 13 Juli 2005, Petinju yang terlupakan ditangkap oleh kepolisian karena kasus narkoba di sebuah diskotik. Sehingga menimbulkan kecaman dari rakyat untuk pemerintah karena tidak memanusiakan atlet yang telah membawa nama Indonesia terkenal di Dunia.

“Pical menjadi orang pertama Indonesia yang menjadi juara tinju dunia.”

Setelah terbebas dari hukuman dan keluar dari penjara, Pekarang Petinju yang terlupakan bekerja di KONI pusat sebagai asisten ketua KONI yakni Rita Subowo. Elly mencatatkan rekor 20 kemenangan dengan 11 kali menang KO, 1 kali seri, dan 5 kali kekalahan.




Pelari Tercepat Asia asal Indonesia

  No comments

               

           Afdiharto Mardi Lestari adalah pria kelahiran Binjai, 1 Juli 1968 yang merupakan seorang spesialis lari sprint 100 meter. Jika Indonesia memiliki Suryo Wibowo sebagai yang tercepat di Asia Tenggara, sebelumnya Indonesia sempat memiliki pelari yang mendapatkan gelar yang tercepat se Asia. Hal ini dikarenakan pada masa jayanya Mardi pernah menembus semifinal Olimpiade Seoul 1988 bertanding melawan atlet besar dunia seperti Bend Johnson dan lain-lain.


"Saya sempat menyeka air mata, melihat sambutan mantan atlet kita Mardi Lestari. Dia lebih dihargai di Jerman, jika dibandingkan di Indonesia," kata Pelatih asal Sumsel ini.


                Pelari yang memiliki tinggi 166cm dan berat 63kg ini sebenarnya sempat mencatatkan waktu terbaik saat masa jayanya yaitu 10,20 detik yang akhirnya di patahkan oleh Suryo Wibowo dengan terpaut sangat dekat yakni 10,17 detik. Berikut adalah prestasi Mardi.

-          Emas di nomor 200 m PON XII (1989)
-          Emas di nomor 100 m PON XII (1989)
-          Emas di nomor 200 m PON XIII (1993)
-          Emas di nomor 100 m PON XIII (1993)
-          Perak di nomor 100 m SEA Games Jakarta (1987)
-          Emas di nomor 200 m SEA Games Kuala Lumpur (1989)
-          Emas di nomor 100 m SEA Games Kuala Lumpur (1989)
-          Emas di nomor 100 m SEA Games Manila (1991)
-          Emas di nomor 100 m SEA Games Singapore (1993)


"Mardi disambut layaknya Bupati di negeri kita, namanya disebut-sebut. Bahkan, hampir seluruh siswa olahraga Jerman mengenalnya. Hal yang sangat jarang dijumpai di Indonesia,"


Setelah Mardi, tidak ada lagi pelari Indonesia yang mampu melewati babak semifinal Kejuaraan Dunia, Termasuk juga di cabang Atletiknya. Dengan prestasinya yang dicatat dengan tinta emas ini sehingga mengantarkannya menjadi Olahragawan Terbaik pada tahu 1988 dan 1989 pilihan para wartawan yang tergabung dalam Siwo/PWI.



"Kami dari Indonesia malah diberikan video rekamannya oleh asosiasi atletik Jerman,"



Nama Pelari Tercepat Asia ini ternyata sngat terkenal hingga ke Jerman. Hal ini diungkapkan oleh pelatih atletik asal Sumatra Selatan Kadir Sani. Bahkan KONI Jerman memiliki video rekaman Pelari Tercepat Asia ini saat berlaga di Olimpiade Seoul (1988). Dan juga rekaman Mardi Lestari saat mendapatkan medali Emas 100 meter dan 200 meter di ajang SEA Games tahun 1989, 1991, dan 1993.





Utut Adianto, Grandmaster catur terbaik Indonesia!

  No comments



                Pemain catur yang satu ini berhasil menjadikan dirinya sebagai pemain catur terbaik yang dimiliki oleh Indonesia. Penghargaan ini Utut dapatkan karena keberhasilannya menempatkan dirinya sebagai Grandmaster (GM) asal Indonesia yang berperingkat tinggi di dunia saat ini.



                Utut Adianto adalah pria kelahiran Jakarta, 16 Maret 1965. Grandmaster catur terbaik Indonesia adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara. Grandmaster catur terbaik Indonesia ini awalnya mengenal permainan catur dari kakeknya ketika berumur 6 tahun. Lalu Utut mulai latihan di klub catur kencana Chess Club saat berusia 8 tahun. Di saat itu pula Utut pertama kali mengikuti Kejuaraan Catur Junior se DKI Jakarta. Dan dari 45 peserta,  Grandmaster catur terbaik Indonesia berhasil masuk peringkat 15 dengan usianya yang masih sangat muda pad saat itu.

Utut saat ini tercatat sedah 89 kali membela tim Nasional.



                Grandmaster catur terbaik Indonesia ini adalah termasuk kedalam generasi pertama yang mempelahari catur dengan bukan hanya sejedar melalui kejuaraan. sang Ayah, Ngatidjo Adiprabowo menghadiahi buku “My 60 Memorable Games” karangan Bobby Fisher. Ayah Utut beranggapan bahwa bermain catur juga harus dilatih dengan pendekatan ilmiah. 


                 "Saya juga membedah teknik lewat pendekatan ilmiah," kata Utut yang memiliki IQ 128 ini.”


             Akan tetapi sekarang pencapaiannya ini telah dilewati oleh Susanto Megaranto yang menjadi Grandmaster di usianya yang baru 17 tahun. Grandmaster catur terbaik Indonesia ini juga sempat menjadi Grandmaster Super pada tahun 1995-1999, saat ELO rating Utut melebihi 2600.



            Pada awal bulan Juni 1994,  Grandmaster catur terbaik Indonesia ini untuk pertama kalinya berlaga di ajang Internasional. Grandmaster catur terbaik Indonesia ini mengikuti pertandingan New York terbuka si AS dan Kejuaraan Dunia terbuka di Philadelphia. Dan Utut juga berhasil menjuarai Biel Open, juara 2 di Luzern, dan juara 3 Biel Master.pada tahun 1995, Utut juga berhasil menjuarai Zona Asia Pasifik, dan pada tahun 1997,  Grandmaster catur terbaik Indonesia ini berhasil meraih prestasi terbaiknya dengan masuk menduduki peringkat 39 Dunia dengan ELO rating 2615.

Saat meraih Grandmaster, Utut adalah pemain catur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi seperti ini, yakni pada saat usianya 21 tahun.


            Prestasi yang telah ia capai adalah menjadi juara 15 turnamen Internasional. Bahkan MURI mencatat pesta catur terbesar ketika  Grandmaster catur terbaik Indonesian ini bertanding hanya sendirian melawan 833 orang dalam simultan catur di Surabaya pada tahun 1998 silam.




Suryo Agung Wibowo, Pelari tercepat Asia Tenggara!

  No comments

                Yang tercepat, mungkin inilah julukan yang pantas untuk seorang Suryo Agung Wibowo. Pria kelahiran Surakarta, 8 Oktober 1983 ini adalah pelari spesialis 100 meter atau yang dikenal dengan Sprint. Julukan yang diberikan kepada Suryo adalah karena prestasinya yang membanggakan bangsa Indonesia. Pasalnya pria yang sekarang telah menjadi pemain sepakbola ini kerap kali memenangkan medali emas di ajang SEA Games. Berikut adalah prestasi Suryo saat menjadi atlet lari SEA Games.

-          Emas di nomor lari 100 meter SEA Games 2009
-          Emas di nomor lari 200 meter SEA Games 2009
-          Emas di nomor lari estafet 4x100 meter SEA Games 2009
-          Emas di nomor lari 100 meter SEA Games 2007
-          Emas di nomor lari 200 meter SEA Games 2007
-          Peraj di nomor lari estafet 4x100 meter SEA Games 2007

“Suryo merasa, dengan melatih di Persikab, dirinya bisa menambah wawasan dan pengetahuan di dunia olahraga.”

Suryo dinyatakan sebagai pelari tercepat di Asia Tenggara karena rekor lari 100 meternya yang hanya membutuhkan waktu 10,17 detik. Dan belum ada yang berhasil melewati rekornya sampai saat ini di Asia Tenggara. Suryo juga sempat tampil dalam Kejuaraan Tertutup Dunia tahun 2003, Kejuaraan Dunia 2003, dan Olimpiade Beijing tahun 2008. Akan tetapi Pelari tercepat Asia Tenggara ini belum bisa meraih hasil yang bagus untuk Indonesia. Padahal  catatan waktunya di Beijing adalah 10,46 detik.

"Saya ingin bisa menjadi pilihan reguler sekaligus bisa melatih di Klub Persikab"

Dengan Prestasinya di ajang SEA Games 2007 & 2009, Suryo mendapatkan bonus uang dari pemerintah sebesar 620 juta. Bonus tersebut Suryo dapatkan karena keberhasilannya meraih 2 buah medali emas dan berhasil mencatatkan rekor.

“Kesempatan saya sekarang di sepak bola. Kalau setahun ke depan saya diberi kesempatan di atletik lagi, ya saya akan kembali.”

Sekarang Pelari tercepat Asia Tenggara ini telah menjadi seorang pemain sepakbola profesional. Seperti cita-citanya yang sebenarnya adlah sebagai pemain bola. Suryo saat ini membela klub persikab Bandung dan menggenakan nomor punggung 7. Di klubnya Suryo berperan sebagai penyerang di lini depan. Memiliki tinggi 1.70 m.

“Semua ada masanya. Sekarang masa saya untuk meniti karir kepelatihan,” tegasnya.”

Sebelumnya Pelari tercepat Asia Tenggara pernah mendaftarkan dirinya ke tim Persis Solo, Tim Jawa Tengah, dan LDII Solo selection, akan tetapi Suryo tidakmendapatkan yang dia inginkan. Akhirnya setelah itu dia mencoba kemampuan olahraganya kebidang Atletik. Dan mendapatkan prestasi yang sangat bagus. Tapi sekarnag Suryo telah berhenti dari Atletiknya dan beralih menjadi pemain Sepakbola seperti yang sebenarnya dia inginkan.






Irene Kharisma Sukandar, Grandmaster catur putri Indonesia!

  2 comments


Olahraga Catur, adalah olahraga yang sangat mengandalkan otak dan mental untuk membangun strategi untuk memenangkannya. Sangat dibutuhkan kemampuan khusus yang harus terus menerus dilatih untuk dapat menjadikan seseorang menjadi olahragawan catur. Kali ini saya akan membahas biografi grandmaster catur putri Indonesia.


            Irene Kharisma Sukandar, adalah perempuan kelahiran Jakarta, 7 April 1992 yang berhasil mendapatkan gelar sebagai Grand Master Internasional Catur (GMIW) pada saat Desember 2008 silam. Irene adalah anam kedua dari tiga bersaudara anak dari pasangan Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya.  Irene adalah alumni SMA Nusantara, Jakarta. Akan tetapi Irene jarang sekali masuk ke sekolah karena dia harus berlatih atau bertanding catur.



            Saya memang lebih suka catur ketimbang olahraga fisik. Lagi pula kakak saya, Kaisar ‘kan juga pemain catur,”


            Selain catur, Grandmaster catur putri Indonesia ini juga memiliki hobi lain seperti bermain Biliard, lari pagi, membaca buku sejarah, dll. Dan bahkan sebenarnya Irene awalnya tekun berolahraga Tenis Meja karena dsang Ayah yang merupakan pemain Tenis Meja. Akan tetapi Grandmaster catur putri Indonesia ini lebih tertarik untuk bermain di Olahraga Catur karena sang kakak yang juga seorang pemain catur.


Kalau hanya berpikir ingin menang, jangkauan berpikir kita akan pendek. Kita akan cenderung mengabaikan kualitas permainan”


            Perempuan yang menyukai musik instrumental ini pertama kali mengikuti krjuaraan catur pada ajang Kejurnas Catur tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat. Grandmaster catur putri Indonesia ini masuk kedalam tim dari Sumatra Selatan. Karena belum berpengalaman, akhirnya di kejuaraan nasional pertamanya Irene kurang mendapatkan hasil yang baik. Sehingga membuat Irene lebih giat berlatih untuk mendapatkan kemenangan dikejuaraan selanjutnya.




            Irene mempunyai cita-cita untuk meraih gelar Grand Master dan Juara Dunia Olahraga Catur. Untuk mewujudkan mimpinya itu, akhirnya Irene masuk ke Sekolah Catur Utut Adianto atau SCUA di Bekasi. Disana Irene dilatih oleh mantan pemain catur nasional MI Ivan Situru, setelah bertahun-tahun berlatih di SCUA akhirnya Grandmaster catur putri Indonesia ini berhasil memperlihatkan kemampuannya. Bahkan sulit untukn ditandingi oleh pemain catur lainnya.
        
            “Pokoknya, yang namanya ilmu catur itu nggak ada habisnya. Ada bermiliar-miliar strategi, dan bermiliar-miliar ide. Juga banyak sekali posisinya,”


            Bagi Irene, catur adalah permainan yang sangat sulit, ada bermiliar stategi dalam bermain catur. Oleh karena itu banyak orang yang bermain catur hanya sekedar bersantai, akan teteapi, bagi Irene Catur adalah olahraga yang paling menyatu dengan dirinya. Karena itulah Grandmaster catur putri Indonesia ini berhasil memenangkan banyak kejuaraan Catur di dalam maupun luar negeri. Berikut adalah prestasi-prestasi Irene.






-       Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN 2002 di Singapura
-       Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN di Malaysia 2003
-       Dua medali perak pada SEA Games Vietnam 2003
-       Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior di Yunani 2003
-       Medali perak Olimpiade Catur papan tiga di Spanyol 2003
-       Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau KretaYunani 2004
-       Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura2004
-       Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke 2005. Corke adalah juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura
-       Peringkat 4 Kejuaraan Dunia Junior di Georgia 2006
-       The Best Woman Player pada Malaysia Open 2008
-       Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA 2010
-       Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 pada tahun 2010
-       Medali Perunggu di 26th Sea Games 2011, Indonesia
-       The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru pada Januari 2012
-       Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Vietnam tahun 2012[1]
-       Juara 1 'the 5th Alexander the Great open Championship 2013' di Chalkidiki, Yunani (dilaksanakan pada tanggal 7-14 Mei 2013).
-       The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria bulan Juni 2013
-       Medali Emas 'International Chess Rapid pada 27th Sea Games 2013' di Nay Pyi Taw, Myanmar (dilaksanakan pada tanggal 5 - 22 Desember 2013.
-       Medali Emas 'International Chess Blitz pada 27th Sea Games 2013' di Nay Pyi Taw, Myanmar (dilaksanakan pada tanggal 5 - 22 Desember 2013.
-       Juara 1 Australian Women's Masters di MelbourneAustralia pada Januari 2014.
-       Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab, April 2014


    “Catur adalah permainan yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Tapi sampai sekarang belum terpecahkan. Misalnya, bagaimana cara menang yang benar”

-       Tahun 2005 : penghargaan Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
-       Tahun 2006 : penghargaan Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award. Dan pada tahun yang sama juga mendapat penghargaan Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari PERWOSI (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia).
-       Tahun 2007 : penghargaan Atlet Harapan Terbaik dari Tabloid BOLA.
-       Tahun 2008 : penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita.
-       Tahun 2009 : penghargaan Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia.