SANG MAESTRO BENGAWAN SOLO (3)
Nah di
artikel ini adalah penghujung dari kisah-kisah Gesang Sang Maestro Bengawan
Solo. Jika kalian belum baca informasi tentang Sang maestro Bengawan Solo, cek
di SANG MAESTRO BENGAWAN SOLO (1) dan SANG MAESTRO BENGAWAN SOLO (2) ya.
Kali ini
yang akan dibahas adalah kehidupan dan karya-karya Gesang Sang Maestro Bengawan
Solo yang fenomenal. Bagaimana kisah kehidupan Gesang? Baca dan ikuti kisahnya.
. . .
Biar Jembatan Merah seandainya patah
Akupun bersumpah
Akan kunanti dia disini
Bertemu lagi
. . .
Jembatan Merah - Oleh Gesang
Biar Jembatan Merah seandainya patah
Akupun bersumpah
Akan kunanti dia disini
Bertemu lagi
. . .
Jembatan Merah - Oleh Gesang
· Kehidupan
Gesang pernah menikah, namun pada tahun 1962, ia telah berpisah
dengan istrinya dalam keadaan belum mempunyai seorang anakpun. Selanjutnya
selama ini ia memilih untuk hidup sendiri. Selama 20 tahun, Sang Maestro
Bengawan Solo itu tinggal di Perumnas Palur, hasil dari
pemberian Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Roestam pada tahun 1980. Lalu kemudian beliau pindah dan
hidup bersama dengan keponakan dan keluarganya di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan
Kemlayan, Serengan, Solo.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya dalam mengikuti perkembangan
dunia musik keroncong, pihak Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat bantaran Sungai Bengawan Solo pada tahun 1983. Pengelolaan dari Taman Sang
Maestro Bengawan Solo itu dibiayai oleh Yayasan Gesang, yaitu
sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.
Sebelumnya pada 12 Mei 2010, Gesang melakukan cek kesehatan
rutin. Kemudian dokter dari Sang Maestro Bengawan Solo ini menyarankan untuk
dilakukan opname kepada Gesang. Dan beliau di rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Sejak saat itu, kondisi kesehatan Gesang
semakin menurun. Dan sempat banyak berita burung yang mengabarkan bahwa pada
tanggal 18 Mei 2010 Sang Maestro itu meninggal dunia.
Pada Kamis 20 Mei 2010 kesehatan
Sang Maestro Bengawan Solo semakin kian menurun, saat waktu menunjukkan pukul
14.00 dan 17.30 keadaan Gesang kritis. Tepat pukul 18.10, beliau lelaki yang
dibanggakan oleh warga Jepang menghembuskan
nafas terakhirnya di usia 92 tahun. Tidak ada wasiat yang ditinggalkan oleh
penggubah Bengawan
Solo ini
sebelum ia meninggal. Gesang telah menorehkan kebanggan dalam dunia musik Indonesia. Namanya akan
selalu terkenang dalam aliran Sungai Bengawan Solo yang tak akan pernah
ada keringnya.
· Karya
- Bengawan Solo
- Dongengan
- Impenku
- Kalung Mutiara
- Pemuda Dewasa
- Borobudur
- Jembatan Merah
- Pamitan
- Caping Gunung
- Ali-ali
- Andheng-andheng
- Luntur
- Si Piatu
- Nusul
- Nawal
- Saputangan
- Dunia Berdamai
- Sebelum aku mati
- Bumi Emas Tanah Airku
- Urung
- Roda Dunia
- Tembok Besar
- Seto Ohashi
- Pandanwangi
- Kacu-kacu
- Tirtonadi
- Sandhang Pangan
- Kemayoran
Gesang - Sang Maestro Bengawan Solo Sumber : goo.gl/0Zmt3f |
Nah
menarik sekali bukan kisah Gesang - Sang Maestro Bengawan Solo ini. Masih
banyak juga lho kisah-kisah menarik lainnya. Tunggu
kisah-kisahnya disini ya.
Artikel Terkait :
- SENIMAN BETAWI LEGENDARIS (2)
- SENIMAN
BETAWI LEGENDARIS (3)
No comments :
Post a Comment