Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia
Biografi Tan Malaka Bapak Republik Indonesia
Biografi Tan Malaka. Taukah kamu siapa orang yang pertama kali memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?. Apakah Soekarno? Apakah Bung Hatta?. Yak jawabannya adalah Sutan Ibrahim atau yang biasa di kenal dengan gelarnya yaitu Tan Malaka. Beliau lahir tanggal 2 Juni 1897. Tan Malaka ialah aktivis pejuang nasionalis Indonesa yang melawan penjajahan Hindia-Belanda PERTAMA KALI. Tidak hanya itu, tetapi beliau juga dalang pencetus tentang konsep "Negara Indonesia" terbukti dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925). Buku inilah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, Sjahris, dan kawan-kawan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari mulai menulis buku hingga membentuk kekuatan persatuan bangsa, berbicara dalam kongres internasional, ikut bertempur di lapangan melawan Belanda secara langsung, sampai akhirnya harus keluar masuk penjara berkali-kali, diburu oleh interpol, dan kejar-kejaran sama polisi internasional.
Namun pemerintah kita sendiri faktanya menganggap dirinya sebagai pemberontak dan pada akhirnya beliau mati ditembak oleh tentara Republik Indonesia di Kediri 1949 dan sampai hari ini jenazahnya belum ditemukan. Presiden Soekarno telah mengangkat namanya sebagai pahlawn nasional pada 28 Maret 1963. Seperti hilang dari sejarah, nama Tan Malaka seperti tertelan oleh bumi, sehingga kita sendiri tidak pernah mendengar ceritanya di pelajaran Sejarah SD hingga SMA sampai sekarang ini. Betul?
Masa Kecil Tan Malaka 1908 - 1919
Sewaktu kecil Tan Malaka ialah seorang anak yang cerdas. Pada umur 11 tahun ia masuk sekolah Kweekschool calon guru di Kota Bukittinggi. Dikarenakan kepintarannya, warga desa bersama-sama berupaya menyekolahkan Tan Malaka ke negeri Belanda. Akhirnya Tan Malaka pun berhasil bersekolah di Belanda dan ia diterima di Rijkskweekschool sekolah kejuruan guru negeri di kota Harlem Belanda. Disinilah beliau mempelajari banyak hal, seperti ilmu filsafat ekonomi, filsafat sosial yang pada saat itu emang lagi menjadi trending topik di Eropa.
Sekolah tempat Tan Malaka belajar di Belanda |
Perjuangan Tan Malaka di Indonesia 1919 - 1922
Setelah mengenyam pendidikan di Belanda, Tan Malaka kembali pulang ke Indonesia dan menjadi seorang guru bahasa Melayu untuk anak-anak buruh perkebunan teh dan tembakau di Sanembah, Sumatra Utara. Dari pengalaman mengajar ini Tan Malaka melihat adanya ketidakadilan yang diterima para buruh Teh, mereka mendapat upah rendah, sring diitpu karena buta huruf dan tidak lancar berhitung.
Berbekal ilmu pengetahuan yang dimilikinya, Tan Malaka memutuskan bergabung dengan organisasi ISDV (Organisasi ynag memperjuangkan hak kepemilikan tanah dan alat produksi kepada rakyat agar tidak dimonopoli oleh kaum kolonial).
Karena aksinya, ISDV pada akhirnya dibubarkan oleh Belanda. Tapi ISDV tidak mati sepenuhnya, sehingga berganti nama menjadi PKH (Perkumpulan Komunis Hindia) yang berisi kaum pribumi muslim.
Rapat Sarekat ISLAM |
Melihat penindasan dimana-mana, Tan Malaka memutuskan untuk pergi ke pulau Jawa dan mendirikan sekolah di Semarang. Selain mengajar, Tan Malaka pun melakukan aksi radikal untuk memperjuangkan kemerdekaan di tanah Jawa. Tan Malaka memimpin gerakan demonstrasi para buruh dan pedagang kios pegadaian.
Melihat ulah Tan Malaka, pihak Belanda geram dan megasingkan Tan Malaka ke negeri Belanda.
Perjuangan Dalam Masa Pengasingan (1922 - 1942)
Walaupun di asingkan, Tan Malaka tetap melakukan upaya perlawanan. Salah satunya beliau masuk kedalam organisasi Communistische Partij Nederland atau partai Komunis Belanda. Sangking cerdasnya, Tan Malaka dipilih menjadi kandidat ke tiga untuk duduk di parlemen Belanda dari partai ini.
Gagal menjadid anggota parlemen Belanda, ia pergi ke Berlin. Di Berlin dia bertemu teman seperjuangannya, yaitu Darsono (Anggota penting di Sarekat Islam), yang pada waktu itu menjadi perwakilan Communist Internasional di Berlin.
Kegiatan Komintern di Berlin |
Setelah mengikuti Komintren di Berlin, Tan Malaka ditugaskan menjadi agen Komintern di Asia Tenggara. Disanalah beliau menyusun gagasan masa depan bagi Hindia-Belanda yang ia bukukan dengan judul "Menuju Republik Indonesia". Buku ini berisi ramalan Tan Malaka tentang masa depan, salah satunya akan terjadinya perang dunia 2. Soekarno, Hatta, Sjahrir dkk pun membacanya dan ikut untuk merealisasikan gagasan Republik Indonesia untuk menjadi kenyataan.
Dari Belanda, Tan Malaka membentuk Partai Republik Indonesia di Manila. Setelah bertahun-tahun di Belanda, Tan Malaka memutuskan diam-diam kembali ke Indonesia menggunakna perahu kecil menyebrangi Selat Malaka, dan setelah sampai di Jakarta. Tan Malaka menyamar sebagai pegawai dinas kesejahteraan sosial.
Perjuangan setelah Kembali ke Indonesia (1942 - 1949)
Pada masa ini Belanda telah di usir oleh Jepang. Pada masa ini pun Tan Malaka masih menyembunyikan jati dirinya sampai Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah merdeka, Tan Malaka baru berani memunculkan diri ke publik. Melihat lembeknya pemerintahan Soekarno Hatta karena masih melakukan perundingan dengan negara barat. Tan Malaka membentuk Persatuan Perjuangan (PP) yang muncul akibat kekecewaan rakyat Indonesia.
Karena perjuangan Tan Malaka ini tidak nurut sama pemerintah, para pemimpin PP akhirnya ditangkap dan di penjara, salah satunya Tan Malaka. Setelah keluar dari penjara, apa yang di khawatirkan Tan Malaka benar-benar tejadi, yaitu hasil dari perjanjian yang Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakartam dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia.
Menanggapi hal ini, Tan Malaka membentuk banyak gerakan masyarakat untuk menentang perjanjian Renville dan merebut kembali secara utuh wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke. Salah satu gerakannya adalah Gerakan Revolusi Rakyat (GRR), PARI, Murba (Partai Musyawarah Rakyat Banyak).
Tan Malak pun mengumumkan pemebrontakan terhadap Belanda di radio yang isinya :
- Tidak mengakui perjanjian Linggarjati dan Renville
- Menghancurkan negara boneka bentukan Belanda
- Mengambil alih semua wilayah Indonesia yang masih dikuasai Belanda
- Mengambil alih semua aset Belanda dan Eropa lainnya
- Mengembalikan harga diri rakyat Indonesia
- Mengabaikan seluruh ajakan perundingan
- Tidak menyetujui perjanjian apapun yang tidak menyebutkan bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945
- Menyatukan seluruh partai dan badan keamanan rakyat
Pengumuman ini membakar semangat rakyat dan sekaligus menyebabkan Tan Malaka di tangkap dan di cap sebagai pemberontak. Sampai akhirnya di bunuh oleh tentara nasional Indonesia di Kediri Jawa Timur 19 Februari 1949.
Selesai.
No comments :
Post a Comment