Bung Karno, Putra Sang Fajar
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
Perjuangan
Putra Sang Fajar untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda sangatlah
berat. Puluhan tahun ia berada di dalam penjara, karena perbuatan nya menentang
penjajahan pada waktu iut. Ada satu kisah yang menarik dari salah satu “tour”
nya didalam penjara kolonial. Putra Sang Fajar pernah merasa terkungkung, di
dalam penjara yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Satu ruang kecil yang
begitu gelap, sempat membuat Putra Sang Fajar sedikir redup. Hanya ada satu
ruang, dan di satu ruang itu pula Putra Sang Fajar makan dan buang hajat. Teman
setia nya adalah cicak di dinding.
Tidak
sendiri memang Putra Sang Fajar terpenjara. Di samping bui nya terdapat rekan
seperjuangan nya yang juga sama sama mendekam. Hanya tiap malam mereka dapat
saling bercengkerama. Dengan cara berbicara keras keras. Di akui memang, hidup
dalam penjara sangat menekan batinnya.
Namun
bukan Putra Sang Fajar namanya jika ia menyerah. Tak akan merdeka kita
sekarang, bila Putra Sang Fajar berhenti saat itu. Ia merelakan kehidupan
pribadinya hancur. Merelakan segala harta benda, keluarga, bahkan nyawanya
sendiri. Berkat perjuangan nya, sekarang Bangsa Indonesia sudah merasakan
nikmat nya kemerdekaan.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, di hadapan sebagian kecil rakyat Indonesia, Putra Sang
Fajar membacakan proklamasi kemerdekaan nya. Hampir tidak ada dokumentasi yang
berarti, hanya satu foto yang itu pun sempat di rampas oleh para penjajah. Bahkan,
rekaman pengucapan proklamasi yang disebarkan di radio radio, dan yang sering
kita dengar hingga saat ini, bukan merupakan rekaman asli saat Putra Sang Fajar
memproklamirkan pada hari keramat itu. Akan tetapi, itu semua tidak sedikitpun
mengurangi kecintaan bangsa Indonesia, atas semua jasa jasa nya.
No comments :
Post a Comment