Khalifah Utsman bin Affan
KHALIFAH UTSMAN BIN
AFFAN
"Janganlah kalian lalai terhadap Allah karena Allah tidak pernah lalai terhadap kalian."
Utsmanbin affan dilahirkan dikota makkah, tepatnya pada tahun 576. Utsman berasal
dari keluarga Bani Umayah dan Bani Muawiyah.Nama panggilan utsman bin affan
adalah Abu Abdullah dan mendapat gelar Dzun Nurain karena rasullulah menikahkan
kedua putrinya kepada utsman.
Utsman
adalah salah satu dari sekian orang orang yang memeluk islam karena abu bakarash shidiq. Salah satu tokoh dari Bani Umayyah yang memeluk islam dan menjadi
khalifah adalah Utsman. Setelah utsman memeluk agaa islam , beliau selalu
didekatkan oleh nabi. Pada setiap pertemuan atau kegiatan utsman selalu
mengikuti nabi
Ketika Umar bin khatab sedang sakit akibat
dari tikaman seorang budak Persia yang bernama Fairuz yang lebih dikenal dengan
nama Abu Lu’lu’ah, Para sahabat Rasulullah merasa takut andai Umar bin khattab wafat
tanpa meninggalkan pesan tentang penggantinya. Di tempat tidurnya, Umar
mengambil keputusan dengan menunjuk badan musyawarah yang terdiri dari
orang-orang yang yang dijanjikan oleh Rasulullah sebagai orang-orang yang masuk
surga tanpa hisab. Mereka itu adalah Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Saad
bin Waqah, Adurahman bin Auf, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah bin
Umar. Untuk memeilih seorang khalifah diantara mereka. Umar bin kaththan
membuat krtiteria . Adapun kriteria pemilihan telah ditetapkan oleh khalifah
Umar bin Khattab yaitu :
- Khalifah yang di pilih adalah dari anggota Syura kecuali Abdullah bin Umar yang tidak punya hak pilih dan bertindak sebagai penasihat.
- Bilamana suara dari anggota tim sama hendaknya keputusan diserahkan kepada Abdullah bin Umar sebagai anggota tim tersebut.
- Jika keputusan Abdullah bin Umar tidak disetujui oleh anggota mengikuti keputusan yang diambil oleh Abdurrahman bin Auf.
- Bila ada anggoat tim yang tidak mau mengambil bagian dalam pemilihan maka anggota tersebut harus dipenggal kepalanya.
- Bila dua calon mendapatkan dukungan yang sama maka calon yang didukung oleh Abdurrahman bin Auf yang dianggap menang.
"Makam Utsmann bin affan"
Setelah
Umar wafat, berkumpullah orang-orang yang dipilihnya menjadi formatur dikepalai
oleh Abdurrahman bin Auf . Tiga hari musyawarah yang amat penting itu, dan
sudah tiga hari rupanya belum juga dapat diputuskan karena sejak awal jalannya
pertemuan itu sangat runyam. Dalam kondisi ini, Abdurrahman bin Auf berinisiatif
melakukan musyawarah dengan sahabat dan tokoh-tokoh masyarakat selain yang
termasuk dalam anggota badan musyawarah, dan suara terbelah menjadi dua kubu
yaitu pendukung Ali dan pendukung Utsman
Meskipun suara terbanyak dari
anggota formatur jatuh pada Utsman, namun Abdurrahman tidak serta merta
membai’at Utsman. Tetapi pada subuh hari sesudah semalaman ia berkaliling
memantau pendapat masyarakat, ia berdiri setelah kaum Muslimin memenuhi mesjid
dan menyampaikan pengantar tentang pelaksanaan pemilihan khalifah. Pada saat
itu Abdurrahman mempunyai ide. Dia memanggil Ali dan Utsman secara terpisah
untuk dimintai kesanggupannya bertindak berdasarkan al- Qur’an dan sunnah
Rasul-Nya serta berdasarkan langkah-langkah yang diambil oleh dua khalifah
sebelumnya. Ali bin Abi Thalib bertindak sesuai dengan pengetahuan dengan
kekuatan yang ada pada dirinya, sedangkan Utsman bin Affan menyanggupinya,
sehingga Abdurrahman mengucapkan bai’atnya dan diikuti oleh orang banyak
menyatakan bai’at, termasuk juga Ali pada akhirnya juga menyatakan bai;atnya
kepada Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan ditetapkan
menjadi khalifah, pada hari Senin, akhir bulan Dzulhijjah tahun 23 H. dan resmi
menjadi khalifah yang ketiga dari Khulafa al-rasyidin pada tanggal 1 Muharram
tahun 24 H.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan menuai
berbagai keberhasilan dan kejayaan, yang ditandai dengan perluasan wilayah
kekuasaan Islam, pengukuhan angkatan laut pertama tentara Islam, penyeragaman
penulisan al-Qur’an, namun pada masa-masa akhir pemeritahannya timbul masalah dan protes rakyat karena rakyat menilai bahwa
Utsman bin Affan telah melakukan “Nepotisme” dan “favoritisme”. Mereka berkata bahwa Utsman menguntungkan
sukunya sendiri yaitu Bani Umayyah, dengan jabatan-jabatan tertinggi.
Sikap dan aksi keberatan, serta
penetangan terhadap khalifah utsman bin affan semakin kuat sihingga para
pemberontakan melakukan pengepungan atas rumah Khalifah Utsman bin Affan dan
menuntut satu di antara dua hal :
- Marwan bin Hakam dihukum qisas
- Khalifah Utsman melepaskan jabatannya sebagai khalifah.
Marwah bin Hakam baru berencana membunuh, dan belum benar-benar membunuh.
Berdasarkan sabda Rasulullah
SAW kepada mereka, ”Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran.
Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”.
Utsman
meminta para sahabat yang bersamanya agar tidak memerangi kaum pemberontak. Sehingga
kepungan dan desakan semakin hebat, apalagi setelah mendengar berita bahwa
ribuan pasukan bantuan akan segera tiba di Madinah untuk melepaskan Utsman dari
pengepungan. Hal ini membuat keadaan semakin tak terkendali dan pasukan
pemberontak kian menguasai keadaan akhirnya tragedi berdarah yang sangat
memilukan dalam sejarah Islam.
Utsman bin affan dibunuh oleh
Muhammad bin Abu Bakar selaku kepala pemberontak dan al-Ghifari. Utsman bin
affan wafat ketika sedang membaca al-Qur’an pada waktu subuh tepatnya terjadi
pada tanggal 17 Juni 651 M / 35 H dalam usia 84 tahun.
"Kisah Sahabat Ke-3 Usman Bin Affan RA"
No comments :
Post a Comment