Saturday, December 17, 2016

Biografi Ir Soekarno part 1 : Masa Kecil

  No comments

Biografi singkat Ir Soekarno

Masa Kecil hingga Remaja Bung Karno (1901-1921)

Lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dari keturunan bangsawan. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo dan Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Keluarga Soekarno memang sudah mengalir darah perjuangan turun temurun.

Walaupun lahir dari keturunan bangsawan, keluarga Soekarno bukanlah dari keluarga yang berkecukupan. Karena bangsawan hanyalah gelar semata, banyak leluhurnya yang kalah dalam perjuangan lokal melawan kolonial Belanda. 

Hidup dalam kemiskinan, ayah Soekarno yang merupakan seorang guru mendidik Soekarno dengan prinsip-prinsip hidup yang terus dipegang. Karena itulah Soekarno tumbuh dengan jiwa kepemimpinan, cerdas, cekatan, penuh semangat, dan memiliki perasaan yang halus. Soekarno masuk sekolah SD Belanda hingga SMP Belanda bernama Hoogere Burgerschool. Sudah menjadi hal biasa bagi Soekarno mendapat olokan dan diskriminasi di Sekolahnya oleh siswa Belanda lainnya dan sering terjadi perkelahian antar mereka.

Sewaktu SMP Soekarno tinggal di rumah seorang tokoh bangsa yaitu Cokroaminoto. Cokroaminoto pada saat itu merupakan pemimpin sarekat islam, dia juga berjuluk "Raja jawa tanpa mahkota". Di rumah ini Soekarno pun tinggal dan belajar bersama dengan anak asuh lainnya seperti Kartosoewirjo, Musso, Alimin, Semaoen.

Di rumah Cokroaminoto, Soekarno banyak belajar buku-buku perjuangan politik, perjuangan revolusi, dll. Di masa remaja ini pula, tumbuh jiwa politik Sukarno bersama teman-teman diskusinya. 10 Juni 1921 Soekarno lulus dari HBS Belanda, lalu menikah dengan putri Cokroaminoto yaitu Utari. 1 Juli 1921 Soekarno masuk kuliah di Technische Hogeschool Bandung yang sekarang terkenal dengan nama Institut Teknologi Bandung. Soekarno masuk di jurusan tata bangunan air.

Semasa kuliah, Soekarno tinggal di kos-kosan bersama Utari di rumah teman Cokroaminoto bernama H. Sanusi. Di tahun kesua Soekarno merasa Utari masih belum bisa menjadi perempuan dewasa untuk menjadi seorang istri. Akhirnya Soekarno menceraikan Utari secara baik-baik. Tanpa diduga ternyata H. Sanusi melakukan cerai dengan istrinya dan tidak mempermasalahkan apabila istri H. Sanusi yaitu Inggit menikah dengan Soekarno.

Awal Pergerakan Memberontak Pada Hindia (1921-1942)

Pada masa ini, Soekarno semakin gencear dalam aktivitas politiknya. Suatu waktu saat terjadi rapat besar di lapangan Bandung, yang bertujuan untuk mengumpulkan petisi-petisi demi membela hak warga masyarakat asli Bandung. Pada acara itu, Soekarno dengan berani menyampaikan pendapat nya di depan publik. Pada saat itu pula pertama kalinya kemampuan orasi Soekarno membuat ratusan penonton terperangah.

Tanpa tangung-tanggung, Soekarno muda 21 tahun secara terang-terangan menantang Belanda menolak cara-cara pengumpulan petisi dan mengusulkan gerakan non kooperatif total terhadap pemerintahan Hindia. 

Lulus sebagai insinyur ke tiga dari kalangan Bumiputera se Hindia Belanda, Soekarno baru merasakan kebebasan berekspsesi dalam politik.

Pembentukan PNI dna Indonesia Menggugat

Setelah beberapa kali Soekarno berkarya dalam dunia arsitek, pada akhirnya kembali pada ambisi terpendamnya sejak dulu, yaitu dunia politik dan pembebasan HIndia dari Belanda. Sampai akhirnya, Soekarno dan teman-teman diskusi Bandung mendirikan Algemeene Studie Club (ASC). Disamping itu, rupa-rupanya gerakan politik dari tokoh nasionalis lain pun sedang bergejolak, diantaranya para lulusan perguruan tinggi di Belanda yang mendirikan Indische Vereniging (IV). Dari sisi lain Partai Komunis Indonesia pimpinan Tan Malaka, Alimin, dan Munawar Muso juga melancarkan gerakan pemberontakan pada November 1926, namun sayangnya gagal karena rencana yang kurang matang. Sampai akhirnya, Soekarno dari ASC dan teman-teman dari IV bersepakat mendirikan partai baru bernama Perhimpunan ansional Indonesia pada 4 Juli 1927.

Puncaknya adalah tahun 1928 ketika PNI (namanya sekarang jadi Partai Nasional Indonesia) menggelar kongres pertama di Surabaya dengan slogan “Indonesia Siap Merdeka”, makin lebarlah sayap PNI sebagai partai yang didukung rakyat. Terlebih, hasil kongres tersebut sangat bernuansa pemberontakan :
  1. Program politik untuk mencapai Indonesia merdeka
  2. Program ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
  3. Menetapkan asas non-kooperatif terhadap Belanda untuk perjuangan PNI


Ditangka dan Diasingkan

Malea tanggal 29 Maret 1929, pada saat orasi di Yogyakarta, Soekarno dan para petinggi PNI ditangkap dan dibawa ke Penjara Banceuy Bandung untuk diadili. pada saat disidang dilangsungkan, Soekarno mengeluarkan pidato pembelaannya yang bejudul “Indonesia Menggugat” (IM). Naskah ini berisi tidak kurang 60 tokoh sedunia di kutip dalam pidatonya itu. Mulai dari Karl Marx, Dr. Sun Yat Sen, Mustafa Kamil (tokoh nasionalis Mesir), Henk Sneevliet (pendiri Partai Komunis Belanda dan Indonesia), sampe Dr. Snouck Hurgronje, antropolog kenamaan Belanda, dia kutip untuk mendukung pembelaan diri dan bangsanya melawan pemerintahan kolonial. Dari situ Belanda tercengang dengan kapasitas intelektual seorang insinyur muda dari kepulauan timur jauh di Asia Tenggara karena bisa memiliki pengetahuan tentang politik dunia sampai seluas itu. Namun, hakim tetap memutuskan Sukarno bersalah dan kembali ditahan di penjara Sukamiskin.

Biografi singkat Soekarno PART 1PART 2PART 3PART 4

No comments :

Post a Comment